Virus Covid-19 Omicron Telah Masuk Ke Indonesia

Pengertian Coronavirus

Coronavirus atau disebut juga dengan virus corona merupakan keluarga besar virus yang mengakibatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini.

Beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius :

  • Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).
  • Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
  • Pneumonia.

     Dokter di Afrika Selatan yang pertama kali menyadari ada varian baru Covid-19 mengatakan, gejala varian Omicron sangat ringan seperti infeksi virus umumnya. Nama untuk varian Omicron, diambil WHO dari huruf ke-15 dalam alphabet.  Yunani.(SHUTTERSTOCK/natatravel) Omicron sudah terdeteksi di beberapa negara sejak pertama kali ditemukan di Benua Afrika. Varian ini disebut sebagai salah satu yang sangat cepat dalam menularkan virus. World Health Organization (WHO) menyatakan varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021. Situasi epidemiologis di Afrika Selatan telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta. WHO pun menetapkan varian Omicron sebagai VOC. VOC diartikan sebagai varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin. Sebelum Omicron, WHO telah menetapkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai VOC. Dengan demikian, WHO meminta agar negara-negara untuk meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan untuk lebih memahami varian SARS-CoV-2 yang beredar.

Mengenal Bentuk Omicron

Bentuk Omicron berbeda dengan varian virus corona lain yang muncul sebelumnya. Para ilmuwan pertama kali mengenali Omicron berkat kombinasi khas lebih dari 50 mutasi. Jumlah mutasi tersebut terbilang sangat banyak, bila dibandingkan varian Delta yang hanya memiliki 7 mutasi. 

Beberapa dari mutasi Omicron dibawa oleh varian sebelumnya, seperti Alpha dan Beta, dan eksperimen sebelumnya sudah menunjukkan bahwa mereka bisa memungkinkan virus corona menyebar dengan cepat. Mutasi lain diketahui membantu virus corona menghindari antibodi yang diproduksi oleh vaksin. Lebih dari 30 mutasi yang dimiliki Omicron terjadi pada protein spike, bagian dari virus yang menentukan bagaimana ia berinteraksi dengan pertahanan tubuh.

Berdasarkan banyaknya mutasi tersebut, bersama dengan peningkatan kasus Omicron yang mengkhawatirkan di Afrika Selatan, WHO menetapkan Omicron sebagai varian perhatian pada 26 November. Hal itu berarti bahwa risiko global yang bisa ditimbulkan varian virus corona tersebut sangat tinggi.

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa diketahui dari bentuk omicron yang memiliki banyak mutasi:

  1. Mudah Menyebar

Varian Omicron lebih mudah menyebar daripada virus asli penyebab COVID-19 dan varian Delta. Orang yang terinfeksi omicron bisa menyebarkan virus ke orang lain, bahkan jika mereka sudah divaksinasi atau tidak memiliki gejala.

  1. Gejala Mirip dengan Varian Lainnya

Varian Omicron bisa menimbulkan gejala yang mirip dengan varian sebelumnya. Namun, tingkat keparahan gejala bisa dipengaruhi oleh status vaksinasi COVID-19, adanya kondisi kesehatan lain, usia, dan riwayat infeksi sebelumnya.

  1. Tingkat Keparahan Penyakit Ringan

Infeksi Omicron umumnya menyebabkan dampak yang ringan bila dibandingkan dengan infeksi dengan varian sebelumnya. Data awal menunjukkan bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan, meskipun beberapa orang bisa mengalami penyakit yang parah, memerlukan rawat inap, bahkan meninggal akibat infeksi varian ini.  Meski dampak infeksi Omicron tergolong ringan, bukan berarti varian virus ini boleh disepelekan. Pasalnya, Omicron yang mudah menyebar bisa menyebabkan lonjakan kasus yang tinggi yang bisa membuat rumah sakit dan sistem perawatan kesehatan kewalahan. Oleh karena itu, kamu tetap perlu melakukan langkah-langkah untuk melindungi diri dari virus ini.

Diagnosis Infeksi Coronavirus  Omicron

Saat ini, WHO dan sejumlah besar peneliti di seluruh dunia sedang melakukan studi untuk lebih memahami varian Omicron, termasuk kinerja vaksin, tes diagnosis COVID-19, dan efektivitas pengobatan.  Tes PCR untuk mendiagnosis COVID-19 juga masih digunakan untuk mendeteksi infeksi berbagai varian virus, termasuk varian Omicron. Sementara itu, studi masih dilakukan untuk menentukan apakah varian ini berdampak pada jenis tes COVID-19 lain, misalnya tes antigen.  WHO akan terus memantau dan mengevaluasi data yang tersedia serta menilai bagaimana mutasi pada varian Omicron mengubah perilaku virus. Dalam menanggapi kehadiran varian Omicron, Anda disarankan untuk tidak segera panik dan dianjurkan tetap waspada serta mematuhi protokol kesehatan guna mengurangi risiko tertular.

Komplikasi Infeksi Coronavirus  Omicron.

Kasus COVID-19 di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya DKI, mengalami penurunan. Namun bukan berarti virus Corona sudah hilang karena kita masih berperang melawan COVID-19. Ada sekitar 300 orang meninggal dunia selama Omicron merebak.  Sejak Omicron merebak di Indonesia, ada peningkatan kasus kematian COVID-19 meskipun tak signifikan. Total hingga Minggu (6/2/2022), 356 orang meninggal dunia karena terpapar COVID-19.  Hal ini memicu banyak pertanyaan soal efektif atau tidaknya vaksin COVID-19 lantaran kini sasaran cakupan vaksinasi dosis kedua sudah melampaui 60 persen atau lebih dari 132 juta dosis vaksin COVID-19 telah diberikan.  Faktanya, data Kemenkes RI menunjukkan, dari 356 kasus yang meninggal dunia, hampir 70 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap.

356 pasien meninggal dunia :
42 persen memiliki komorbid
44 persen lansia
69 persen belum divaksinasi lengkap.

Melengkapi vaksinasi terutama bagi lansia dan yang memiliki komorbiditas sangat dianjurkan, karena akan mengurangi dampak terberat saat terinfeksi virus COVID-19.

Penyebab Infeksi Omicron

Studi tersebut dilakukan oleh peneliti di Universitas Kopenhagen, Statistik Denmark dan Statens Serum Institut (SSI). Ia menunjukkan, virus menyebar lebih cepat karena memiliki kemampuan tinggi dalam menghindari kekebalan vaksin COVID-19. "Temuan kami mengkonfirmasi bahwa penyebaran cepat (varian) Omicron terutama dapat dianggap berasal dari penghindaran kekebalan daripada peningkatan yang melekat dalam transmisibilitas dasar.  Sebanyak 78 persen warga Denmark sudah sepenuhnya divaksinasi COVID-19. Hampir 48 persen warga sudah menerima suntikan booster.  Studi tersebut juga menemukan bahwa orang yang sudah disuntik booster memiliki risiko lebih kecil untuk menularkan virus Corona, apa pun variannya, dibanding orang-orang yang tidak divaksinasi.

 

Gejala terpapar Covid-19 Omicron :

1. Kelelahan.

Kelelahan menjadi gejala umum terpapar Covid-19 termasuk menjadi gejala Omicron. Kelelahan yang dirasakan oleh pasien Covid-19 termasuk lelah mental dan lelah fisik. Lelah secara mental adalah kondisi medis ketika seseorang merasa lelah secara emosional. Pasien mungkin mendapati diri mereka kurang produktif dan mengalami fungsi kognitif yang buruk. Seperti tidak dapat berkonsentrasi atau fokus pada tugas. Sementara lelah secara fisik didefinisikan saat seseorang merasa sulit secara fisik untuk melakukan hal-hal yang biasanya mereka lakukan, seperti menaiki tangga. Gejalanya termasuk otot menjadi lemah.

2. Sakit kepala.

Sakit kepala sebagai gejala Covid-19 termasuk gejala Omicron bisa bertahan selama tiga hari. Intensitasnya nyeri sedang hingga parah dan menyerang kedua sisi kepala.  Sakit kepala yang dirasakan pasien Covid-19 terasa kepala seperti berdenyut, tertekan atau tertusuk. Sakit kepala tidak hilang meski pasien telah mengonsumsi obat sakit kepala.

3. Sakit dan nyeri di seluruh tubuh.

Salah satu gejala Omicron dan varian Covid-19 lainnya adalah sakit serta nyeri di seluruh tubuh. Sakit dan nyeri terutama di bahu dan kaki mereka.

4. Tenggorokan sakit atau terasa gatal.

Selanjutnya, gejala Omicron adalah sakit tenggorokan atau terasa gatal. Namun, sakit tenggorokan cenderung menjadi gejala ringan dan tidak berlangsung lebih dari 5 hari.  Meski demikian, hal ini kemungkinan akan menyebabkan iritasi dan nyeri saat pasien menelan.

5. Pilek.

Pilek juga menjadi salah satu gejala Omicron. Selama ini, pilek dan sakit kepala adalah gejala dari banyak infeksi, tetapi kemungkinan juga menjadi gejala pertama saat seseorang terpapar Covid-19.

 

Diagnosis Infeksi Coronavirus  Omicron

Saat ini, WHO dan sejumlah besar peneliti di seluruh dunia sedang melakukan studi untuk lebih memahami varian Omicron, termasuk kinerja vaksin, tes diagnosis COVID-19, dan efektivitas pengobatan.  Tes PCR untuk mendiagnosis COVID-19 juga masih digunakan untuk mendeteksi infeksi berbagai varian virus, termasuk varian Omicron. Sementara itu, studi masih dilakukan untuk menentukan apakah varian ini berdampak pada jenis tes COVID-19 lain, misalnya tes antigen.  WHO akan terus memantau dan mengevaluasi data yang tersedia serta menilai bagaimana mutasi pada varian Omicron mengubah perilaku virus. Dalam menanggapi kehadiran varian Omicron, Anda disarankan untuk tidak segera panik dan dianjurkan tetap waspada serta mematuhi protokol kesehatan guna mengurangi risiko tertular.

Komplikasi Infeksi Coronavirus  Omicron.

Kasus COVID-19 di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya DKI, mengalami penurunan. Namun bukan berarti virus Corona sudah hilang karena kita masih berperang melawan COVID-19. Ada sekitar 300 orang meninggal dunia selama Omicron merebak.  Sejak Omicron merebak di Indonesia, ada peningkatan kasus kematian COVID-19 meskipun tak signifikan. Total hingga Minggu (6/2/2022), 356 orang meninggal dunia karena terpapar COVID-19.  Hal ini memicu banyak pertanyaan soal efektif atau tidaknya vaksin COVID-19 lantaran kini sasaran cakupan vaksinasi dosis kedua sudah melampaui 60 persen atau lebih dari 132 juta dosis vaksin COVID-19 telah diberikan.  Faktanya, data Kemenkes RI menunjukkan, dari 356 kasus yang meninggal dunia, hampir 70 persen di antaranya belum divaksinasi lengkap.

356 pasien meninggal dunia :
42 persen memiliki komorbid
44 persen lansia
69 persen belum divaksinasi lengkap.

Pencegahan Infeksi Coronavirus Omicron

Tidak ada hal lain yang lebih penting daripada tetap menerapkan aturan klasik 5 M, hal tersebut sudah terbukti ampuh dalam mengurangi penyebaran virus sejauh ini. Terlebih untuk saat ini, virus omicron sudah masuk dalam klasifikasi VOC yang memiliki perhatian khusus dan mungkin sudah berevolusi dengan kapasitas penyebaran yang lebih mudah pada orang dengan kapasitas antibodi rendah.

Langkah-langkah pencegahan penularan virus Corona varian Omicron pun sama seperti pencegahan COVID-19 pada umumnya, yaitu:

Pencegahan Infeksi Coronavirus Omicron, yaitu:

  1. Memakai masker yang benar.
  1. Mencuci tangan, sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan hand sanitizer.  Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau belum dicuci. Serta menutup hidung dan mulut dengan siku atau tisu saat batuk dan bersin.
  2. Menjaga Jarak, hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit. Meningkatkan ventilasi saat berada dalam ruangan tertutup
  1. Mengurangi mobilitas
  1. Menghindari Kerumunan, hindari menyentuh hewan atau unggas liar.

 

Pentingnya Vaksinasi dan Mencegah Penyebaran Virus

Ketika virus corona terus menyebar dan menyebabkan banyak infeksi, risiko virus untuk bermutasi meningkat. Semakin sering virus menyebar, maka semakin tinggi potensinya untuk mengalami perubahan atau bermutasi. Itulah mengapa penting bagi kita semua untuk berupaya semaksimalnya guna mencegah penyebaran virus.  Vaksinasi dan juga booster merupakan cara yang efektif untuk melindungi diri dari dampak buruk virus corona dan mengurangi penyebaran virus tersebut. Namun, selain itu, penting juga untuk menerapkan protokol kesehatan secara disiplin guna mencegah penyebaran virus, seperti memakai masker, mencuci tangan secara teratur, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan memiliki ventilasi yang baik dalam ruangan tertutup.

Jangan lupa juga untuk mendapatkan dua dosis vaksinasi, plus booster untuk pertahanan imun yang lebih baik. Selain obat Omicron Covid dan protokol kesehatan, salah satu cara terbaik mengantisipasi virus Corona adalah dengan melakukan tes PCR secara berkala. Jadi, jangan menunggu sampai merasa ada gejala. Dengan pengambilan sampel dari hidung dan mulut secara berkala, infeksi Covid-19 bisa diketahui sejak dini.

Referensi:

-           https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5934261/300-an-meninggal-selama-omicron-merebak-70-persen-dari-kelompok-ini.

-          https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/20/080500123/apa-yang-harus-dilakukan-jika-terinfeksi-varian-omicron-?page=all.

-          Epaper Republika ...

-          https://kesehatan.kontan.co.id/news/apa-itu-omicron-ini-6-hal-tentang-varian-omicron-masuk-indonesia-dan-gejalanya?page=all.

-          https://kesehatan.kontan.co.id › kesehatan

-          Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2021. 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV), Wuhan, China.

-          Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2021. Frequently Asked Questions About SARS.

-          IDI - Siaran Pers Ikatan Dokter Indonesia. Diakses pada 2021. Outbreak Pneumonia Virus Wuhan. 

-          Medscape. Diakses pada 2021. What is the role of coronavirus in the etiology of viral pneumonia?

-          US National Library of Medicine National Institutes of Health - Medlineplus. Diakses pada 2021. Coronavirus Infections 

-          Web MD. Diakses pada 2021. Coronavirus.

-          WHO. Diakses pada 2021. Coronavirus

-          Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Omicron Variant: What You Need to Know.

-          Unicef. Diakses pada 2022. What we know about the Omicron variant.

-          NY Times. Diakses pada 2022. Omicron: What We Know About the New Coronavirus Variant.

 

Artikel disusun oleh Rasidah, S.Psi (Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD dr H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin)

Berita Terkait

Belum Ada Komentar

Isi Komentar