Cara Membicarakan Bullying pada Anak

Apakah itu Bullying?

Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak”) merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Anak laki-laki lebih mungkin mengalami perundungan fisik, sedangkan anak perempuan lebih mungkin mengalami perundungan psikologis. Anak-anak yang melakukan perundungan biasanya berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang dianggap lebih tinggi, seperti anak-anak yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap populer. Anak-anak yang paling rentan menghadapi risiko bullying adalah anak dari komunitas yang terpinggirkan, anak dengan identitas gender yang berbeda, dan anak penyandang disabilitas. Bullying dapat terjadi baik secara langsung maupun online. Cyberbullying sering terjadi melalui media sosial, SMS/teks atau pesan instan, email, atau platform online apa pun di mana anak-anak berinteraksi.

 Bullying memiliki dampak jangka panjang bagi anak-anak. Selain dampak fisik, anak-anak dapat mengalami masalah kesehatan mental dan emosional, termasuk depresi dan kecemasan, penyalahgunaan narkoba dan penurunan prestasi di sekolah.

Bagaimana mencegah terjadinya bullying?

  1. Edukasi/sampaikan kepada anak mengenai bullying. Saat anak mengetahui apa itu bullying, anak akan dapat mengidentifikasi dengan mudah apabila terjadi pada dirinya atau orang lain
  2. Bicaralah secara terbuka dan sesering mungkin, komunikasi yang intens akan membuat anak merasa nyaman bercerita jika melihat kejadian bullying atau mengalaminya. Bertanyalah aktivitas anak-anak sehari-hari baik disekolah ataupun kegiatan online dan tanyakan juga bagaimana perasaannya.
  3. Bantu anak agar menjadi panutan yang positif. Ada tiga pihak yang terlibat dalam bullying: korban, pelaku, dan saksi. Bahkan jika anak-anak bukan korban bullying, mereka dapat mencegah bullying dengan bersikap positif, hormat, dan baik kepada teman sebayanya. Jika mereka menyaksikan bullying, mereka dapat membela korban, menawarkan dukungan, dan atau mempertanyakan perilaku bullying yang terjadi.
  4. Membantu membangun kepercayaan diri anak Anda. Dorong anak untuk mengikuti atau bergabung dengan kegiatan yang ia sukai di lingkungan atau di sekolahnya. Ini akan membantu membangun kepercayaan diri serta menambah teman dengan minat yang sama.
  5. Jadilah teladan (Role Model)

Berilah contoh bagaimana orangatua memperlakukan anak lain dan orang dewasa lain dengan kabaikan dan rasa hormat, anak-anak melihat perilaku orangtua sebagai contoh dalam berperilaku pada lingkungannya.

  1. Menjadi bagian dari pengalaman online anak

Orangtua mengetahui kagiatan online anak, menjelaskan bagaimana dunia online dan offline dapat terhubung dan memberikan peringatan bagaimana resiko yang akan dihadapi anak dalam bermain di dunia online.

 

Tanda-tanda anak mengalami Bullying :

Pada kasus Bullying, beberapa anak mungkin tidak mengungkapkan kekhawatiran secara lisan namun dapat terlihat dari ekspresi emosi anak.  Tanda-tanda yang harus diwaspadai pada anak yang mengalamim Bullying antara lain:

  1. Tanda fisik seperti memar yang tidak dapat dijelaskan, goresan, patah tulang dan luka dalam penyembuhan.
  2. Takut pergi ke sekolah atau mengikuti acara sekolah.
  3. Menjadi cemas, gelisah, atau sangat waspada.
  4. Pakaian, alat elektronik, atau barang-barang pribadi lainnya hilang atau hancur
  5. Seringkali meminta uang untuk alasan yang mungkin kurang jelas atau mencurigakan
  6. Prestasi yang rendah
  7. Ketidakhadiran, bolos, atau menelepon dari sekolah meminta pulang tanpa alasan yang jelas
  8. Tidak tidur nyenyak dan mungkin mengalami mimpi buruk
  9. Mengeluh sakit kepala, sakit perut atau penyakit fisik lainnya
  10. Menjadi agresif atau memiliki ledakan kemarahan yang tiba-tiba

Apa yang harus saya lakukan jika anak saya di bully atau diancam?

Jika mengetahui anak di bully, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mereka:

  1. Dengarkan anak secara terbuka dan tenang. Berfokuslah untuk membuat mereka merasa didengar dan didukung, pastikan mereka tahu bahwa itu bukan kesalahan mereka.
  2. Beri tahu anak bahwa orangtua mempercayai mereka; bahwa orangtua senang mereka memberi tahu, bahwa itu bukan kesalahan mereka, orangtua akan melakukan yang terbaik untuk mendapatkan bantuan.
  3. Bicaralah dengan guru atau pihak sekolah. Tanyakan apakah sekolah memiliki kebijakan atau panduan mengenai perilaku bullying.
  4. Jadilah sistem pendukung untuk anak. Memiliki orang tua yang suportif sangat penting untuk menghadapi efek bullying. Pastikan mereka tahu bahwa ia dapat berbicara dengan orangtua kapan saja dan meyakinkannya bahwa semuanya akan menjadi lebih baik.

Apa yang bisa saya lakukan jika anak saya melakukan bullying kepada orang lain?

Jika anak melakukan bullying kepada anak-anak lain, penting untuk diingat bahwa mereka pada dasarnya tidak jahat, tetapi mungkin bertindak karena sejumlah alasan. Anak-anak yang sering melakukan bullying hanya ingin menyesuaikan diri, membutuhkan perhatian atau hanya mencari tahu bagaimana menghadapi emosi yang rumit. Dalam beberapa kasus, pelaku bullying sendiri adalah korban atau saksi kekerasan di rumah atau di lingkungan mereka.

Ada beberapa langkah yang harus Anda ambil untuk membantu anak Anda menghentikan bullying:

  1. Komunikasikan. Apakah mereka merasa tidak aman di sekolah? Apakah mereka berkelahi dengan teman atau saudara? Jika mereka kesulitan menjelaskan perilaku mereka, orangtua  dapat memilih untuk berkonsultasi dengan seorang konselor atau tenaga profesional kesehatan mental.
  2. Jelaskan penyelesaian masalah dengan cara yang sehat dan baik. Minta anak untuk menjelaskan skenario yang membuat mereka frustrasi, dan berikan cara-cara bereaksi yang konstruktif. Dorong anak dapat berempati, menempatkan diri pada posisi orang lain, dengan membayangkan pengalaman orang yang di-bully.
  3. Kenali karakter orangtua.  Anak-anak yang melakukan bullying seringkali meniru apa yang mereka lihat di rumah. Apakah mereka terpapar perilaku berbahaya secara fisik atau emosional dari orangtua atau pengasuh lain?
  4. Berikan konsekuensi dan peluang untuk memperbaiki kesalahan. Jika  mengetahui bahwa anak telah melakukan bullying, penting untuk memberikan konsekuensi yang tepat dan tanpa kekerasan. Misalnya bisa dengan membatasi aktivitas mereka, terutama kegiatan yang mendorong bullying (berkumpul bersama teman ‘geng’nya yang juga melakukan bullying). Dorong anak Anda untuk meminta maaf kepada teman-temannya dan mencari cara agar anak lebih banyak melakukan aktivitas yang mengasah potensinya.

 

 

Oleh : Melinda Bahri, S,Psi., Psikolog

Kerjasama Instalasi Psikologi dan Instalasi Promosi Kesehatan Rumah sakit (PKRS) RSUD dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin.

 

Referensi :

Unicef (2022). How to Talk to Your Children about Bullying, diakses 6 Maret 2023,https://www.unicef.org

Kemenppa (2022). Bullying, diakses 6 Maret 2023, https://kemenpppa.go.id

 

Berita Terkait

Belum Ada Komentar

Isi Komentar