Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemoragic Fever - DHF )

Oleh: Rasidah dari Instalasi PKRS RSUD dr H.Moch Ansari Saleh

Beberapa hari terakhir hampir seluruh daerah di Kalimantan Selatan mengalami hujan. Saat musim penghujan biasanya juga diikuti dengan munculnya beberapa penyakit, salah satu diantaranya adalah demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemoragic fever (DHF).

Penyakit DBD ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus dan bisa menyerang siapa saja dari berbagai usia, yang dapat berujung fatal bila tidak tertangani dengan tepat. Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau yang biasa dikenal dengan istilah DBD atau demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang diperantai oleh nyamuk Aedes Aegepty betina dan Aedes Albopictus. 

Menurut WHO DHF dibagi dalam 4 derajat yaitu:

  1. Derajat I : Demam disertai gejala klinik khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan dalam uji tourniquet positif, trombositopenia, himokonsentrasi.
  2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.
  3. Derajat III : Ditemukannya kegagalan sirkulasi, ditandai oleh nadi cepat dan lemah, tekanan darah turun (20 mm Hg) atau hipotensi disertai dengan kulit dingin dan gelisah.
  4. Derajat IV : Kegagalan sirkulasi, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur

 

Pemeriksaan Penunjang Laboratorium

Infeksi virus ini bisa sangat membahayakan apabila tidak segera dilakukan pengobatan. Sayangnya, tak sedikit orang yang masih mengabaikan DBD karena gejalanya yang bisa dikatakan mirip dengan masalah kesehatan lain yang ringan, misalnya flu biasa. 

Pada DHF umumnya dijumpai trombositopenia (100.000/UL atau kurang) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari meningginya nilai hematocrit sebanyak 20% atau lebih dibandingkan dengan nilai hematokrit pada masa konvalensi. (IKA FKUI, 2005: 612).

Dampaknya, banyak sekali kasus DBD yang berujung fatal karena terlambatnya pengobatan. Inilah mengapa sangat penting mengetahui gejala DBD. Secara umum, masalah kesehatan ini akan menimbulkan gejala antara empat sampai 10 hari setelah tubuh digigit nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Apabila ini terjadi pada anak pertama kali, gejalanya bisa lebih parah dibandingkan dengan orang dewasa. 

 

Gejala DBD Fase Awal yang Perlu Diwaspadai

Sebenarnya, meski tampak mirip, gejala DBD dan penyakit lainnya masih bisa dilihat perbedaannya. Berikut ini beberapa gejala umum dari DBD yang perlu diketahui:

  • Demam Tinggi yang Terjadi Secara Mendadak

Demam memang menjadi gejala pada hampir semua masalah kesehatan. Namun, pada DBD, demam akan terjadi secara tiba-tiba. Perbedaan lainnya adalah demam pada DBD bisa mencapai 40 derajat Celsius, dan tidak diikuti dengan gejala lainnya, seperti pilek, hidung tersumbat, atau batuk. Biasanya, demam akan terjadi antara dua hingga tujuh hari. 

  • Otot Terasa Nyeri

Tak hanya demam, pengidap DBD juga cenderung akan merasakan nyeri pada beberapa bagian tubuh, misalnya otot, tulang, sendi, dan belakang mata. Biasanya, gejala ini akan diikuti dengan tubuh yang berkeringat dan menggigil. Durasi terjadinya gejala tersebut antara 4 hingga 10 hari ketika virus memasuki tubuh. Nyeri otot juga terjadi bersama dengan sakit kepala dan demam tinggi. 

  • Sakit Kepala

Beberapa jam setelah mengalami demam, gejala berikutnya yang muncul adalah sakit kepala parah yang terjadi di sekitar dahi. Sakit kepala parah juga disertai dengan rasa nyeri pada bagian belakang mata. Kondisi ini merupakan gejala umum yang sering terjadi. Mungkin dengan mengonsumsi beberapa obat sakit kepala dapat membantu meredakannya. 

  • Mual dan Muntah 

Gejala DBD lainnya yang bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa adalah mual dan muntah. Gangguan ini juga termasuk dalam masalah pencernaan yang turut dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada perut atau punggung. Masalah ini dapat terjadi selama dua hingga empat hari setelah paparan virus masuk dan menyerang di tubuh.

  • Tubuh Mengalami Kelelahan

Demam disertai nyeri otot dan masalah pencernaan yang terjadi pada pengidap DBD dapat membuat nafsu makan menurun. Akibatnya, tubuh menjadi kelelahan karena kurangnya asupan makanan dan sistem imun tubuh yang melemah. 

  • Munculnya Ruam Merah

Ruam merah merupakan gejala DBD yang paling khas. Ruam pada DBD biasanya berwarna kemerahan atau merah muda pucat yang muncul di wajah, dada, tangan dan kaki. Gejala DBD ini biasanya dimulai pada hari ketiga dan berlangsung selama 2–3 hari.

Bila kamu mengalami gejala DBD seperti di atas, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan membantu kamu mendapatkan diagnosis dan penanganan terbaik. Hal ini mampu untuk menghindari segala komplikasi berbahaya yang dapat disebabkan oleh virus dengue akibat gigitan nyamuk ini.

 

Cara Penanganan DBD pada Anak dan Orang Dewasa

Faktanya, tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah. Bila gejalanya ringan, DBD bisa diatasi sendiri dengan perawatan rumahan. Kamu bisa mengonsumsi obat yang sesuai resep dokter untuk meredakan gejala demam dan nyeri yang muncul. Pastikan juga kamu menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik dengan memperbanyak minum air putih.

Sedangkan untuk demam berdarah yang parah, perawatan medis oleh ahli medis berpengalaman dapat membuat gangguan yang terjadi menjadi lebih baik dan mencegah komplikasi berbahaya. Hal ini sudah terbukti menurunkan angka kematian lebih dari 20 persen menjadi kurang dari 1 persen. 

“Gejalanya yang mirip dengan flu biasa membuat demam berdarah sering dianggap sepele dan tidak segera ditangani. Padahal, dampak yang bisa ditimbulkan tanpa adanya penanganan sangat berbahaya. Oleh karena itu, gejala dbd sangat penting untuk diketahui sehingga pengobatan bisa segera dilakukan.”

 

Pasien harus segera ke dokter begitu merasakan gejala-gejala siklus awal DBD, agar dapat segera ditangani dengan cepat dan tepat.  Mengingat obat untuk membunuh virus Dengue hingga saat ini belum ditemukan dan vaksin untuk mencegah DBD masih terus dikembangkan, cara terbaik yang dapat kita lakukan adalah melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus di lingkungan kita.

3M Plus, yaitu:
1. Menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin.
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
3. Mendaur ulang/memanfaatkan barang-barang yang dapat menampung air hujan.
Plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk:
1. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
2. Menanam tanaman pengusir nyamuk
3. Tidur menggunakan kelambu
4. Memasang kawat kasa di lubang ventilasi
5. Menggunakan repellent/ lotion anti nyamuk
6. Tidak menggantung pakaian yang sudah dipakai
7. Memasang ovitrap/lavitrap/ mosquito trap
8. Larvasidasi di tempat yang sulit dikuras/ ditutup.

Mari bersama kita lakukan langkah-langkah pencegahan tersebut untuk mencegah penularan DBD di sekitar kita.  Ingat, kamu harus selalu menjaga kesehatan diri dan lingkungan, ya!

 

 

Referensi: 

Demam Berdarah - Pengertian, Gejala, Penyebab ... - Halodoc

https://www.halodoc.com › kesehatan › demam-berdarah

MayoClinic. Diakses pada 2021. Dengue Fever.

WebMD. Diakses pada. Dengue Fever.

Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. Dengue; Symptoms and Treatment.

World Health Organization. Diakses pada 2021. Dengue and severe dengue.

Medscape. Diakses pada 2021. How is rash characterized in dengue?

 

Berita Terkait

Belum Ada Komentar

Isi Komentar